About

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Blogroll

ChanelRiau

Sabtu, 05 Oktober 2013

7 Tersangka Sabu 3,8 Kg Dibawa ke Jakarta

Laporan M Ali Nurman, Pekanbaru malinurman@riaupos.co

Para tersangka pemilik narkotika jenis sabu-sabu seberat 3,8 kilogram (sebelumnya tertulis 4 Kg) akhirnya dikirim ke Jakarta, Jumat (4/10).

Ketujuh tersangka yaitu MR, RY, D, NN, NG, JR dan FR sebelumnya ditangkap di beberapa lokasi berbeda, yaitu di Jalan Serasi, Kelurahan Delima, Pekanbaru dan di Jalan Belimbing, Kota Dumai, Rabu (2/10) lalu.

Seluruh tersangka saat ini dibawa ke Kantor BNN Pusat, Jakarta untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.

‘’Kita mengamankan 3,8 Kg sabu-sabu asal Malaysia. Ini diseludupkan lewat Rupat, Kabupaten Bengkalis. Ada tujuh tersangka yang kita amankan,’’ ungkap Kabag Humas BNN Pusat, Drs Sumirat Dwiyanto MSi saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (4/10).

Dikatakannya, narkotika jenis sabu-sabu ini diseludupkan pelaku melalui jalur perairan melewati beberapa pulau-pulau sebelum masuk ke Riau.

’’Pertama kali kita tangkap, RY, D, dan MR di Pekanbaru. Pada rumah kontrakan yang terletak di Jalan Serasi Kelurahan Delima,’’ kata Sumirat.

Di lokasi inilah 3,8 Kg sabu-sabu tersebut didapati petugas BNN. Oleh ketiga tersangka, sabu-sabu ini disimpan di dalam koper.

‘’Sudah tersusun rapi pada koper di rumah itu,’’ lanjutnya. Dari keterangan tiga tersangka yang pertama kali diamankan ini, pengembangan lalu dilakukan untuk menangkap jaringan lain kelompok pengedar sabu-sabu ini.

Pengembangan selanjutnya dilakukan hingga ke Dumai.

’’Dari pemeriksaan, ada empat orang jaringan mereka di Dumai. Atas keterangan ini kita langsung menurunkan tim ke sana. Tim ini berhasil menangkap,empat orang, FR, NN, JR, dan NG,’’ paparnya sambil mengatakan keempat tersangka yang ditangkap belakangan, sedang berada di rumah kontrakan Jalan Belimbing, Dumai.

Pengembangan yang dilakukan BNN atas ketujuh tersangka ini mengungkap fakta bahwa, perjalanan 3,8 Kg sabu-sabu tersebut sebelum diamankan di Pekanbaru berawal pada Senin (30/9), saat FR berangkat ke Malaysia untuk menjemput sabu-sabu dari tangan MR. ‘’FR menggunakan kapal, ia membawa sabu-sabu yang disimpan di dalam koper,’’ jelas Sumirat.

Koper berisi sabu-sabu yang dibawa FR ini kemudian diturunkan di Pulau Rupat, Bengkalis untuk kemudian dipindahtangankan pada JR yang sudah dikontak untuk menunggu kedatangan FR.

‘’Dari JR yang mendapatkan koper di Rupat, JR mengantarkan sabu-sabu itu pada RY yang membawanya ke RY. Dari RY, koper diserahkan pada NN. Oleh NN, sabu-sabu itu dibawa lewat jalur darat menggunakan bus ke Pekanbaru,’’ paparnya.

Setelah tiba di Pekanbaru, Selasa (1/10), NN menyerahkan kembali sabu-sabu tersebut pada RY yang telah berada di Pekanbaru.

‘’Sabu-sabu ini kemudian disimpan di rumah kontrakan yang ditempati oleh adik D. Mereka rencananya akan menyerahkan sabu-sabu ini pada MR,’’ lanjutnya.

Terkait jaringan ini, Sumirat mengatakan pihaknya masih melakukan pengembangan.

‘’Kita masih kembangkan untuk mencari jaringan yang lebih besar. Saat ini ketujuh tersangka kita bawa ke Jakarta untuk pemeriksaan lebih mendalam,’’ jelasnya sambil mengatakan para tersangka akan dikenai pasal 112, 114, 132, Undang-Undang Nomor 35/2009 tentang narkotika. ‘’Ancaman hukumannya pidana mati,’’ tutupnya.(ade)
 
 

Koperasi Sejahtera Mandiri Dibobol Maling, Puluhan Juta Raib

KOTA (RP) - Kasus pencurian dengan cara membobol brangkas kembali terjadi di Pekanbaru. Setelah beberapa waktu lalu USP Swamitra di Jalan Teratai dibobol maling, kini giliran Koperasi Sejahtera Mandiri yang juga beralamat di Jalan Teratai, Kecamatan Sukajadi menjadi korban kawanan maling, pada Jumat (4/10).

Akibat peristiwa tersebut, sejumlah peralatan kantor seperti pintu, brangkas dan uang tunai senilai Rp45 juta raib digondol pelaku. Informasi yang dirangkum dari pihak kepolisian, kejadian tersebut pertama kali diketahui oleh Anto (28) saat hendak membuka kantor sekitar pukul 08.30 WIB.

‘’Waktu mau buka kantor, pintunya sudah terbuka dan ada bekas congkelan. Karena curiga saya langsung masuk ke dalam kantor,’’ katanya.

Benar saja, ketika mamasuki ruangan kerja, ia mendapati ruangan tersebut sudah dalam kondisi berantakan serta berangkas yang disimpan dalam lemari lantai satu rusak. Mendapati hal tersebut, Anto pun segera menghubungi rekannya yang lain kemudian melaporkannya ke Polsek Sukajadi.

Mendapati laporan tersebut, anggota Polsek Sukajadi langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dibantu tim identifikasi Polresta Pekanbaru langsung melakukan penyelidikan.

Kapolsek Sukajadi Kompol Zurinis saat dikonfirmasi di lokasi kejadian mengatakan, dari penyelidikan sementara pelaku diduga berjumlah lebih dari satu orang, karena berhasil membobol brangkas yang diketahui sangat sulit jika dilakukan oleh satu orang. ‘’Beberapa waktu yang lalu juga terjadi kasus pembobolan di Unit Simpan Pinjam (USP) Swamitra Jalan Teratai. Sementara ini kita masih melakukan penyelidikan apakah pelakunya sama,’’ ungkap Zurinis.

Dari hasil identifikasi kata Zurinis lagi, diduga pelaku masuk melalui pintu depan dengan cara mencongkel rooling door kemudian mencari brankas di lantai satu dan membobolnya. Gedung Koperasi Sejahtera Mandiri di lantai dua-nya juga digunakan untuk sekolah musik, namun sekolah musik tersebut tidak ditemukan kerusakan.

‘’Ada satu hal yang kita sayangkan, koperasi ini tidak dilengkapi dengan CCTv sehinnga sedikit sulit untuk mengidentifikasi pelaku. Kita harapkan agar pemilik usaha di wilayah Pekanbaru khususnya daerah Kecamatan Sukajadi untuk memasang CCTv, karena jika terjadi sesuatu hal, rekaman tersebut sangat berguna dalam mengungkap pelaku dari kejahatan itu sendiri, ujar Zurinis.(*5/mar)
 
 

Riau Pintu Masuk Narkoba Malaysia ke Jakarta


JAKARTA (RP) - Wilayah DKI benar-benar menjadi sasaran utama penjualan narkoba dari sindikat internasional. Seperti kasus sindikat narkoba Malaysia-Indonesia yang diungkap oleh Badan Narkotik Nasional (BNN), Jumat (4/10). Kawanan sindikat tertangkap tangan saat menyelundupkan 3,8 kg sabu sabu dari Malaysia lewat jalur laut di wilayah Provinsi Riau.

”Sabu-sabu ini semuanya akan mengarah ke Jakarta,” ungkap Kabag Humas BNN, Sumirat Dwiyanto, di Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (4/10). Menurut Sumirat, sabu-sabu itu diselundupkan dari Malaysia lewat jalur laut ke Pulau Rupat lalu ke Dumai. Beruntung kasus itu segera terungkap sehingga barang haram itu tidak sempat terjual dan menjatuhkan ratusan calon korban.

Dalam penangkapan itu selain mengamankan tujuh orang tersangka, petugas juga menyita barang bukti 3,8 kg sabu. Ketujuh orang yang berinisial RY, MR, D, NN, FR, NG, dan JR diamankan. Mereka intensif diperiksa guna mengungkap jaringan lainnya. Masih menurut Sumirat, pengungkapan tersebut berawal dari penangkapan RY pada 25 September.

Ketika itu RY hendak ke Pekanbaru, lalu bersama kawannya NN pergi ke Dumai untuk mengatur pengiriman barang dari Malaysia ke Indonesia.  Beberapa hari berada di Dumai, tepatnya pada 30 September, tersangka FR datang membawa koper dan menyerahkan kepada NG.

”Nantinya barang tersebut diterima oleh tersangka JR sebelum akhirnya dibawa ke Jakarta,” katanya. JR sendiri menyerahkan koper berisi sabu kepada RY dan NN yang menunggu di Dumai. Barang itu kemudian dibawa NN ke Pekanbaru dengan naik bus. Setibanya di Pekanbaru 1 Oktober, sabu tersebut disimpan RY dikontrakan yang juga ditempati adiknya D.

”Kemudian RY menjemput tersangka lainnya MR di salah satu mall yang ada di daerah Pekanbaru. Setelah bertemua dan mereka kembali ke kontrakan, petugas langsung bergerak dan menangkap tiga pelaku lainnya,” katanya. Setelah tertangkapnya ketiga tersangka itu petugas lalu mengembangkan kasus ini dan berhasil menangkap jaringannya.

Sumirat menegaskan luasnya wilayah laut di Indonesia menjadikan celah empuk sindikat internasional untuk menyelundupkan narkoba. Seperti di Pulau Rupat, Provinsi Riau, rupanya sehari-hari banyak aktivitas ilegal untuk penyelundupan barang dari Indonesia-Malaysia atau sebaliknya. ”Penduduk Pulau Rupat lebih senang menjual hasil bumi ke Malaysia, seperti ikan, produk andalan sana. Padahal ikan sana lain, rasanya enak dan manis,” pungkasnya.

Begitu pula sebaliknya, barang-barang dari Malaysia leluasa masuk ke Pulau Rupat. Rupanya celah tersebut dimanfaatkan oleh sindikat internasional untuk menyelundupkan sabu sabu. ”Tapi sekarang sudah kita perketat. BNN sudah bekerjasama dengan TNI Angkatan Laut di sana untuk meningkatkan pengawasan jalur lautnya,” tandas Sumirat.(dni/jpnn)